Template Information

Home » » 5 Perubahan yang Terjadi pada Otak Akibat Obesitas

5 Perubahan yang Terjadi pada Otak Akibat Obesitas

Written By Unknown on Senin, 24 September 2012 | 17.27.00

5 Perubahan yang Terjadi pada Otak Akibat Obesitas
Jakarta, Kegemukan atau obesitas tidak hanya mempengaruhi penampilan seseorang saja tetapi juga berdampak buruk terhadap kinerja otak. Orang yang obesitas akan mengalami perubahan respon otak terhadap berbagai hal, termasuk sifat, stres dan kecerdasan intelektual.

Berikut 5 perubahan yang terjadi pada otak akibat obesitas, seperti dilansir myhealthnewsdaily, Senin (24/09/2012) antara lain:

1. Obesitas mempengaruhi otak terhadap pilihan makanan

Penelitian menunjukkan bahwa kenaikan berat badan dapat mempengaruhi otak terhadap kesenangan akibat makan makanan berlemak atau tinggi gula. Sehingga seseorang yang menderita kegemukan lebih menginginkan makanan tersebut daripada ketika dirinya sedang dalam keadaan kurus.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neuroscience, para peneliti memindai otak wanita saat minum milkshake. Otak mengaktifkan daerah yang dikenal dengan striatum ketika minum minuman manis.

Setengah tahun kemudian, para peneliti mengulangi percobaan pada wanita yang sama dan beberapa di antaranya telah mengalami peningkatan berat badan. Respon striatum diketahui lebih cepat pada otak wanita yang lebih gemuk daripada wanita yang kurus.

2. Obesitas dapat membuat seseorang lebih impulsif

Anak yang obesitas diketahui mengalami penyusutan korteks orbitofrontal, yaitu suatu wilayah otak yang bertugas mengontrol impulsif dibandingkan dengan anak-anak yang lebih kurus. Impulsif adalah dorongan yang didasarkan pada keinginan atau untuk pemuasan.

Sehingga anak yang obesitas selalu menginginkan sesuatu dengan lebih menggebu-gebu. Hal ini mungkin disebabkan karena obesitas pada anak-anak dapat mengurangi ukuran korteks orbitofrontal-nya. Selain itu, obesitas juga diketahui dapat menyebabkan perubahan pada sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan peradangan dalam tubuh.

3. Obesitas meningkatkan risiko demensia

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Neurology, peningkatan lemak di perut berkaitan dengan penurunan volume otak total orang dewasa setengah baya. Hal ini mungkin disebabkan karena lemak memicu peradangan, membuat tubuh stres dan mungkin berdampak buruk bagi otak.

Penemuan ini menunjukkan bahwa jenis lemak pada perut atau lemak visceral, yaitu lemak yang terletak di antara organ dalam rongga perut, mungkin menjadi alasan berkurangnya ukuran otak. Lemak visceral dapat merilis hormon yang mempengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda dari hormon yang dilepaskan oleh lemak subkutan, atau lemak di bawah kulit.

Studi sebelumnya telah menemukan bahwa orang dengan volume otak yang lebih kecil berada pada risiko yang tinggi terhadap demensia dan cenderung memiliki nilai kognitif atau kecerdasan yang rendah.

4. Obesitas mengubah respon otak terhadap stres

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neuroscience, orang yang obesitas akan merespon kondisi stres dengan cara yang berbeda seperti lebih mudah kelelahan dan makan lebih banyak daripada kondisi biasa.

Dalam studi tersebut, peneliti menggunakan sekelompok tikus sebagai obyek penelitian. Tikus-tikus tersebut diberi perlakuan agar mengalami stres dan hasilnya menunjukkan bahwa tikus yang lebih gemuk menanggapinya dengan cara makan lenih banyak dan bermalas-malasan dibanding tikus yang kurus.

Tikus juga mengalami perubahan epigenetik, yaitu perubahan dalam cara gen mengatur respon terhadap stres. Para peneliti mengatakan modifikasi ini mungkin telah mengubah perilaku hewan maupun manusia saat makan dalam kondisi stres.

5. Obesitas berdampak buruk terhadap memori

Kegemukan mungkin merusak memori, terutama pada wanita setelah menopause. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of American Geriatric Society, melakukan penilaian atau tes memori terhadap 8.745 wanita yang berusia 65-79 tahun.

Para peneliti menemukan bahwa setiap indeks massa tubuh (BMI) wanita mengalami peningkatan 1 poin maka nilai tes memorinya mengalami penurunan 1 poin dari total 100 poin. Menurut peneliti, hal ini disebabkan karena hormon yang dilepaskan oleh lemak bisa merusak memori, menyebabkan peradangan, dan dapat mempengaruhi kognitif seseorang.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe me

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.


 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Bengawan Pos - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger