“Saya manut nanti siapa yang akan pinjami kendaraan. Siapa yang memberikan kepercayaan kepada saya, akan saya kendalikan dengan sebaik mungkin. Tidak menabrak kesana-kesini, taat sesuai aturan saja,” katanya saat ditemui JIBI/SOLOPOS akhir pekan lalu.
Rina mengakui beberapa waktu terakhir ada dorongan dari beberapa tokoh dan orang dekatnya supaya maju dalam Pilkada Jateng. “Saya jawab saja, lha endi motorku? Saya tanyakan ini kepada semuanya. Kalau saya pribadi lebih kepada aturan yang saya pegang,” imbuhnya.
Saat disinggung desas-desus yang menyebutkan pertemuannya dengan Anas Urbaningrum, Rina berkilah sering bertemu dengan beberapa tokoh.
Sementara sejumlah politikus di Karanganyar mengakui tingkat elektabilitas perempuan bekerudung itu masih tinggi mendekati setahun terakhir kepemimpinannya. Utamanya masyarakat di daerah-daerah pelosok.
“Saya sering ke daerah-daerah, sampai saat ini elektabilitas Rina masih tinggi. Sederet pemberitaan miring menyangkut dia tidak bisa menurunkan tingkat penerimaan masyarakat,” ungkap Rohadi Widodo, legislator Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS), beberapa hari sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Sedangkan politikus kawakan Partai Golkar, Juliyatmono, menilai peluang majunya Rina dalam Pilkada Jateng sebagai sebuah kewajaran. Sebab menurut dia Rina mempunyai cukup kompetensi dan kemampuan. Namun sosok Rina masih butuh beberapa polesan utamanya dalam bidang pencitraan diri dan prestasi.
“Tidak cukup dengan popularitas, melainkan butuh prestasi. Poin unggul Rina adalah mobilitasnya yang tinggi, enerjik dan pantang menyerah. Tinggal dipoles lagi,” urainya.
Poin unggul lagi sosok Rina menurut Juliyatmono yakni mempunyai wawasan dan pendekatan budaya Jawa. Selama ini Rina dikenal sangat apresiatif terhadap budaya Jawa. Contoh saja program wajib berbahasa Jawa di lingkungan Pemkab Karanganyar setiap hari Rab
0 komentar:
Posting Komentar